Kategori Posting

Kamis, 26 April 2012

Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica)

Selamat datang kawan,..  postingan ini hanya sedikit dari tinjauan pustaka pada skripsiku,.. hee,. semoga bermanfaat,..




Secara ilmiah, burung puyuh dikelompokan dalam kelas dan  taksonomi zoologi sebagai berikut (Wuryadi, 2011) :
Kingdom         : Animilia
Filum               : Chordata
Class                : Aves
Familia            : Phanasianidae
Ordo                : Galliformes
Genus              : Coturnix
Spesies            : Coturnix – coturnix japonica
Burung puyuh merupakan unggas yang berukuran pendek, kecil, gemuk dan bulat dengan kaki-kaki yang kuat dan pendek. Badannya dipenuhi dengan bulu berwarna coklat dengan bercak abu-abu dan hitam. Awalnya puyuh hidup liar dan berpindah-pindah dihutan. suaranya cukup keras dan agak berirama. Karena itu, unggas ini dahulu banyak dipelihara sebagai song birds. Hewan ini pertama diternakkan di Amerika pada sekitar tahun 1870. Selanjutnya, puyuh mulai berkembang ke seluruh dunia sebagai hewan ternak. Di Indonesia, peternakan puyuh komersil mulai dilakukan pada tahun 1979 dengan mengimpor bibit puyuh dari luar negeri.
Burung puyuh tidak dapat terbang dalam waktu lama. Namun, mampu berlari kencang dan terbang dalam jarak dekat bila didekati. Unggas ini tumbuh ideal di daerah yang suhu 24 – 30 o C dengan kelembapan 85%. Sedangkan, produksi telur burung puyuh mampu mencapai 250 – 300 butir/ekor/tahun.
Puyuh mulai bertelur pada umur 42 hari dan akan berproduksi penuh pada umur 50 hari. Dengan perawatan yang baik puyuh betina akan bertelur 200 butir pada tahun pertama produksi dan periode bertelur selama 9-12 bulan dengan lama hidup 2-2,5 tahun (Anggorodi, 1995). Di samping itu, menurut Sugiharto (2005), puyuh yang telah mencapai berat badan 90-100 gram akan segera mulai bertelur pada umur 35-42 hari. Kemampuan berproduksi mulai awal produksi akan terus mengalami kenaikan secara drastis hingga mencapai puncak produksi (top production 98,5) pada umur 4-5 bulan dan secara perlahan-lahan akan menurun hingga 70% pada umur 9 bulan.
Kandungan protein dan lemak  telur burung puyuh lebih baik dibandingkan dengan telur unggas lainnya. Kandungan proteinnya tinggi, tetapi kadar lemaknya rendah. Selain itu rasanya juga lezat dan dapat disajikan  dalam berbagi bentuk dan rasa. Telur burung puyuh sangat baik untuk diet kolestrol karena dapat mengurangi terjadinya penimbunan lemak, terutama di jantung, sedangkan kebutuhan proteinnya tetap mencukupi (Putri, 2009).



Tabel 1. Perbandingan Nilai Gizi Telur Burung Puyuh dengan Telur  Unggas Lainnya (Wuryadi, 2011)

NO.
Jenis Unggas
Protein (%)
Lemak(%)
Karbohidrat (%)
Abu(%)
1
Ayam Ras
12,7
11,3
0,9
1,0
2
Ayam Buras
13,4
10,3
0,9
1,0
3
Itik
13,3
14,5
0,7
1,1
4
Angsa
13,9
13,3
1,5
1,1
5
Merpati
13,8
12,0
0,8
0,9
6
Kalkun
13,1
11,8
1,7
0,8
7
Puyuh
13,1
11,1
1,0
1,1

Secara umum, komposisi kandungan telur burung puyuh  adalah  47,4 % albumin, 31,9 yolk. serta 20,7 % cangkang telur dan selaput tipis. Bobot telur  burung puyuh rata-rata 10 gram atau sekitar  8 % dari bobot tubuh burung puyuh betina (Listiyowati dan Kinanti, 2005).
Ada beberapa jenis burung puyuh yakni puyuh tegalan (Turnix susciatori), puyuh kuning (Turnix silvatica), puyuh punggung hitam (Turnix maculosa), puyuh mahkota (Rollulus roulroul), puyuh genggong jawa (Arborophila javanica), genggong biasa (Arborophila orientalis), blue breasted quail (Coturnix chinensis), dan puyuh jepang (Coturnix coturnix japonica). Diantara puyuh tersebut, Coturnix coturnix japonica merupakan jenis puyuh yan yang lazim diternakkan di Indonesia untuk diambil telur dan dagingnya. selebihnya, jenisnya puyuh tersebut masih hidup liar di alam (Wuryadi, 2011).

1 komentar:

  1. mas itu tabelnya salah sumbernya. pak slamet wuryadi mengutip dari woodar et all 1973 dan USDA. semoga membantu:)

    BalasHapus