Kategori Posting

Rabu, 28 Maret 2012

Maggot BSF (Black Soldier Fly)


 Maggot (larva lalat) berasal dari telur lalat yang mengalami metamorphosis pada fase kedua setelah fase telur dan sebelum fase pupa yang kemudian berubah menjadi lalat dewasa. Panjang maggot BSF prepupa sekitar 25 mm dengan diameter 6 mm dan berat sekitar 0,2 gram. Maggot BSF ini liat, kuat, dan dapat hidup dalam kondisi sedikit oksigen (Olivier, 2009).
Substrat kaya nutrient seperti kotoran yang berasal dari unggas, merupakan material organik yang cocok untuk medium perkembangan lalat (Awoniyi dkk., 2003).  Bila maggot telah tumbuh lengkap dapat bergerak merangkak sampai mencapai jarak 50 kaki menuju ke tampat yang lebih kering untuk berubah ke tahap pupa.
Media yang digunakan untuk pertumbuhan maggot umumnya berasal dari limbah organik. Newton, dkk. (2009) menggunakan kotoran babi sebagai media kultur, mineral dan nutrien yang terkandung salah satunya protein kasar 43,2%, lemak kasar 28,0%, dan abu 16,6%. Olivier (2000) menggunakan limbah dari restoran, sedangkan Hem dkk. (2008) menggunakan palm “karnel meal” sebagai media pemeliharaannya. Maggot sangat potensial sebagai sumber protein alternatif untuk bahan pakan unggus dan dapat dikembangbiakkan pada berbagai media yang umumnya berupa limbah organik. Komposis nutrien larva BSF yang dibiakkan dalam manur babi disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Kandungan Asam Amino Esensial, Mineral dan Nutriren Lainnya dari Prepupa H. illucens pada Manur Babi (Newton, 2009)
No
Asam Amino Esensial
Kandungan (%)
Mineral dan Nutrien Lainnya
Kandungan
1
Methionine
0,83
P
0,88 %
2
Lysine
2,21
K
1,16 %
3
Leucine
2,61
Ca
5, 36 %
4
Isoleucine
1,51
Mg
0,44
5
Histidine
0,96
Mn
348 ppm
6
Phenylalanine
1,49
Fe
776 ppm
7
Valine
2,23
Zn
271 ppm
8
I-Arginine
1,77
Protein Kasar
43,2 %
9
Threonine
1,41
Lemak Kasar
28,0 %
10
Tryptophan
0,59
Abu
16,6 %

Larva lalat rumah yang kering dapat menggantikan tepung kedelai (Zuidhof dkk., 2003). Sedangkan larva lalat BSF dapat mensubtitusi tepung ikan dan dapat dibuat pellet untuk pakan ikan (Hem dan Fahmi, 2008). Putri (2010) mengemukakan bahwa tepung maggot mampu mensubtitusikan tepung ikan sebanyak 100 % terhadap komposisi kimia pakan dan tubuh pada ikan bandeng (Chanos chanos forsskal).
Diener (2009) telah menyebutkan beberapa keunggulan dari maggot BSF. Sifat maggot yang memakan sisa-sisa dapur dan fases ayam, babi, sapi dan manusia sehingga dapat mengurangi limbah sekitar 50% dan mengeliminasi bakteri pathogen. Sifat stadia prepupa yang dapat bergerak memanjat kemiringan hingga 45% dapat dimanfaatkan sebagai cara panen. Selain itu, karena sifat dari lalat BSF yang tidak membawa makanan dan hidup di luar rumah hunian manusia maka maggot BSF yang tidak membawa vektor penyakit. Keberadaan larva BSF mencegah lalat rumah untuk bertelur sehingga dapat mengontrol jumlah lalat rumah di kandang.
            Perkembangan maggot dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni temperatur, kelembaban , sifat fisika dan kimia medium dan kompetisi diantara maggot. Nutrien yang terkandung dalam  manur merupakan salah satu faktor yang berpengaruh  dalam perkembangan maggot, kandungan nutrien yang optimum pada manur sangat penting untuk mendapatkan nilai konversi maggot lebih tinggi disertai dengan kualitas biomassa yang baik (Aam Gunawan, 2011). Tepung maggot H. illucens mengandung protein kasar 46,48%, serat kasar 4,32%, lemak kasar 23,53%, kalsium 2,39%, fosfor 1,03%, dan energi metabolis 3457 kkal/kg (Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak UNPAD, 2009).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar